TUGAS AIJ 01- PENGALAMATAN JARINGAN

1. PENGERTIAN IP ADDRESS

IP adalah singkatan dari Internet Protocol, atau dalam bahasa Indonesia berarti Protokol Internet. Jadi, IP address atau internet protocol address adalah alamat protokol internet (alamat IP) yang mengidentifikasi segala perangkat yang terhubung ke jaringan, baik jaringan internet pada umumnya maupun lokal.

2. PENGERTIAN MAC ADDRESS 

Alamat MAC (Media Access Control) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan taut data dalam model tujuh-lapisan OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan berbasis Eternet, alamat MAC merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48 bit (6 bita) yang mengidentifikasi sebuah komputer, antarmuka dalam sebuah perute, atau node lainnya dalam jaringan. Alamat MAC juga sering disebut sebagai alamat Eternetalamat fisik, atau alamat perangkat keras.

3. PEMBAGIAN KELAS IP ADDRESS

IP Address dikelompokan dalam lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlah.

  • IP Address kelas A jaringan.
  • IP Address Kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang.
  • IP Address Kelas C untuk pembagian jaringan yang banyak, namun masing-masing jaringan memiliki anggota yang sedikit.
  • IP Address Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, kelas D diperuntukan bagi jaringan multicast, dan E untuk Eksperimental.

Pembagian kelas-kelas IP Address didasarkan pada dua hal, yaitu Network ID dan Host ID dari suatu IP Address Setiap IP Address selalu merupakan pasangan network ID (Identitas Jaringan) dan Host ID (Indentitas Host) dalam suatu jaringan).

1. Kelas A

Rentang angka IP : 0.0.0.0 – 127.255.255.255

Jumlah alamat IP (maksimal) : 16.777.216

Jumlah jaringan (maksimal) : 128

Cocok digunakan untuk jaringan yang memiliki skala sangat besar karena kapasitasnya pun sangat memadai. Namun, jika dibandingkan dengan kelas lainnya, seperti B dan C, kelas A mempunyai jumlah pembentukan jaringan cenderung minim, akan tetapi dari segi kapasitasnya, kelas A memegang posisi utama.

2. Kelas B

Rentang angka IP : 128.0.0.0 – 191.255.255.255

Jumlah alamat IP (maksimal)  : 1.048.576

Jumlah jaringan (maksimal): 16.384

Kelas B diperuntukan bagi jaringan dengan skala menengah ke atas dan mampu menciptakan jaringan hingga mencapai 16.384 buah, serta masing-masing jaringan bisa menampung host dengan jumlah 65.534.

3. Kelas C

Rentang angka IP: 192.0.0.0 – 223.255.255.255

Jumlah alamat IP (maksimal) : 65.536

Jumlah jaringan (maksimal) : 2.097.152

Kelas ini digunakan untuk skala jaringan yang jauh lebih kecil, karena setiap jaringan hanya mampu menampung host hingga mencapai 254 host saja. Nah, biasanya, kelas C lebih digunakan pada rangkaian internet protokol secara private, misalnya saja seperti sekolah, universitas, hingga kost-kostan.

4. Kelas D

Rentang angka IP: 224.0.0.0 – 239.255.255.255

Jumlah alamat IP (maksimal): Nggak dijelaskan secara spesifik

Jumlah jaringan (maksimal): Nggak dijelaskan secara spesifik

5. Kelas E

Rentang angka IP : 140.0.0.0 – 255.255.255.255

Jumlah alamat IP (maksimal): Nggak dijelaskan secara spesifik

Jumlah jaringan (maksimal): Nggak dijelaskan secara spesifik


4. PERBEDAAN IP PRIVATE DAN IP PUBLIC

IP Publik

  1. Lingkup area bersifat global, seluruh dunia.
  2. IP Publik bersifat unik, tidak ada yang sama di dunia.
  3. IP Publik didapat dari ISP tempat berlangganan Internet.
  4. IP Publik bisa diakses langsung dari Internet
  5. IP Publik digunakan untuk komunikasi antar jaringan di Internet
  6. IP Public yang menjadi gateway ke Internet bisa diketahui dengan mengunjungi situs seperti whatismyip.com.
  7. IP Public tidak gratis alias berbayar.
  8. IP Publik ada yang bersifat static dan dinamis (berubah-ubah), dimana IP Satic harganya lebih tinggi daripada IP Dinamis

IP Private

  1. Lingkup area bersifat lokal
  2. IP Private tidak bersifat unik, setiap orang bebas menggunakannya.
  3. IP Private ditentukan oleh kita sendiri
  4. Tidak bisa langsung terhubung ke internet (harus melalui router / gateway)
  5. IP Private digunakan untuk komunikasi antar device dalam jaringan lokal
  6. IP Private komputer atau laptop bisa diketahui dengan perintah “ipconfig” pada command prompt
  7. IP Private bisa diset manual ataupun otomatis didapat dari DHCP Server
  8. IP Private tentu saja gratis.
5. PERBEDAAN IPv4 DAN IPv6

IPV4 atau singkatan dari Internet Protocol Version 4 merupakan sebuah protokol untuk penggunaan paket penggantian Link Layer Networks seperti ethernet. IPv4 menawarkan alamat yang banyaknya diperkirakan hingga 4,3 milyar karena IPv4 hanya memiliki 32 bit

IPV 6 atau singkatan dari Internet Protocol Version 6 merupakan sebuah protokol yang lebih mutahir dan fitur yang lebih bagus dibanding IPv4. Ia memiliki mkemampuan untuk memberikan angka alamat yang jumlahnya tidak terbatas karena IPv6 memiliki 128 bit. IPv6 menggantikan IPv4 dalam rangka untuk mengakomodir pertumbuhan angka dari jaringan di seluruh dunia dan membantu menyelesaikan masalah alamat IP yang kelelahan.

Salah satu perbedaan antara IPV4 dan IPV 6 adalah penampilah dari alamat IP. IPv4 mrnggunakan empat 1 byte angka decimal, yang dipisahkan dengan titik (contohnya 192.168.1.1), sedangkan IPv6 menggunakan angka hexadesimal yang dipisahkan dengan titik dua ( contoh: fe80::d4a8:6435:d2d8:d9f3b11).

Fitur Perbedaan
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.

Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.

Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.

IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.

Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.

Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.

IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.

Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.

IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.

IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.

6. PERBEDAAN IP STATIS DAN IP DINAMIS

Perbedaan antara IP Static dan Dynamic terletak pada durasi alamat IP yang ditetapkan. IP statis adalah alamat IP yang ditetapkan secara manual ke suatu perangkat untuk jangka waktu yang lama. Selain itu, alamat IP Dinamis sering berubah setiap kali pada saat si pengguna melakukan boot pada mesinnya, dan secara otomatis akan ditetapkan.

7. IP GATEWAY

IP Gateway adalah ip yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan lokal atau LAN dengan jaringan publik atau internet atau sebaliknya. IP Gateway diibaratkan sebagai pintu keluar/masuk atau sebagai sebuah gerbang antara LAN dengan Internet.

Gateway ini merupakan salah satu perangkat penting dalam satu jaringan komputer karena menghubungkan antar komputer jaringan. Karena digunakan sebagai perangkat penyambung jaringan komputer, gateway sering sekali disamakan dengan router. Padahal keduanya berbeda baik dari segi fitur maupun fungsi.


8. IP NETWORK

Segmen jaringan, dengan kata lain bisa disebut juga sebagai pengelompokan suatu jaringan dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router. Dalam satu jaringan LAN maka IP Network tentu akan sama.

9. IP BROADCAST

Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.

10. SUBNET MASK
Digunakan untuk membedakan Network ID dengan host ID.Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Untuk Subnet mask yang di kustomisasi/di set secara manual maka terdapat aturan yang disebut dengan subnetting. Apa itu subnetting? pengertian singkatnya ialah, menentukan nilai subnet mask sesuai dengan jumlah host ID yang kita butuhkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 SOAL KEAMANAN JARINGAN DAN JAWABANNYA

Konsep Dasar Jaringan WAN

Kereta Hantu Manggarai